Cerita berawal ketika saya pinjam casing hardisk milik ponakan.
Kebetulan, saya punya Leptop rusak yang saya biarkan teronggok di dalam bekas bungkusnya. Dan itu sudah hampir dua tahun lebih.
Setelah hardisk dalam leptop saya ambil dan saya masukan ke dalam casing hardisk milik ponakan, lalu saya hubungkan ke leptop saya yang lain.
Tarraa….
Ternyata banyak dokumen yang dapat saya akses kembali. Dan yang membuat saya senang adalah beberapa dokumen video dan foto tentang aktivitas saya di desa. Langsung saja say copy dokumen tersebut ke leptop yang lain itu.
Video yang Bikin Sedih
Beberapa dokumen berbentuk video tersebut antara lain, video tentang saya dan keluarga berlibur di desa wisata Serang, Karangreja, Baturaden, dan beberapa tempat wisata lainnya. Juga ada video para petani di desa saya yang sedang panen. Ada juga video tentang almarhum bapak yang suatu hari pernah saya ajak liburan.
Video lain yang cukup membuatku rada sedih adalah video tentang si kecil kakak-adik yang masih bayi hingga umuran satu hingga dua tahun. Jadi ingat kembali bagaimana dua anak saya itu lahir dan perihnya berjuang menghidupinya. Kini, dua anak saya sudah kelas 5 dan kelas 1 SD.
Melihat video-video tersebut, saya merasa sepertinya waktu berjalan begitu cepat. Atau mungkin saya yang gampang lupa sehingga, begitu melihat video tersebut, semuanya seperti tak terasa. Tak terasa semuanya telah berubah.
Betapa saya merasa begitu bodoh membiarkan si Kakak hidup bersama Si Mbah sejak umur tujuh bulan. Sebab saya dan istri harus bekerja di kota. Ah, sudahlah…kini saya akan menjaga video tersebut.
Foto-Foto Trial and Error
Dokumen foto yang tersimpan dalam hardisk itu ternyata lebih banyak. Foto-foto itu, yang kebanyakan foto tentang alam desa, adalah foto-foto trial and error saat pertama memiliki kamera DSLR.
Foto-foto itu, adalah foto di mana settingan kamera DSLR sesuai dengan beberapa tutorial yang saya tonton di Youtube.
Dulu, foto-foto itu saya rasakan sebagai foto terbaik yang pernah saya buat. Sekarang, setelah sekian tahun, ternyata foto dan editannya jelek sekali. Namun, yang membuat saya bangga adalah kenangan di dalam foto-foto itu.
Membuat Akun Youtube
Takut hardisk rusak lagi, saya kemudian membuat akun youtube dan menayangkannya di akun tersebut. Memang tidak penting bagi penggila Youtube. Namun, saya berfikir itulah jalan terbaik untuk menyimpan video dan dapat saya lihat lagi kapanpun saya mau.
Sekali lagi memang video remeh-temeh. Tapi, sebagai Anak Desa, tentu akan berbeda ceritanya. Beberapa video yang sudah saya upload ke akun youtube saya ternyata mendapat respon yang bagus dari teman-teman saya di desa. Bahkan, mampu memprovokasi mereka (teman-teman di desa) untuk membuat akun youtube.
Ke depan, mungkin porsi video pribadi akan lebih sedikit. Saya berencana akan memperbanyak video tentang potensi desa saya. Sebab, peristiwa yang terjadi di desa tak cukup menarik diberitakan oleh media-media mainstream seperti Koran dan Media Online.
Maka, jika bukan warga desa itu sendiri yang menayangkan potensi alam, potensi manusia, dan peristiwa-peristiwa di desa, lalu siapa lagi?
Dus, jangan lupa mampir ke channel Youtube Anak Desa ya lur? Plus, jangan lupa subscribe ya? Sobat bisa akses akun Youtube saya di SINI.
Tabik…
Tinggalkan Jejakmu